09 September 2008

WAKIL

Akhir-akhir ini ada sejumlah artis yang menjadi calon wakil pemimpin daerah. Ada yang berhasil memenangkan pilkada tetapi ada juga yang kurang beruntung. Salah satu alasan mengapa artis gagal dalam pilkada adalah masyarakat menilai sang artis tak memiliki kompetensi. Posisi wakil memang sangat penting sehingga masyarakat meletakkan ketenaran di barisan sekunder karena pemimpin dan wakil adalah satu tim yang diharapkan membawa kemajuan daerah.
Keberhasilan memang tak pernah lepas dari kelompok, tak lepas dari persekutuan, tak lepas dari komunitas, atau kata lazim: tak lepas dari tim. Memang, seorang pemimpin yang hebat butuh tim untuk kesuksesan kepemimpinannya. Mengapa? Karena, hakekat sosial yang melekat dalam dirinya ditambah lagi dengan keterbatasan menghadapi masalah yang jamak. Artinya, sulit untuk satu kepala memecahkan masalah yang tak tunggal. Memang, bagi seorang pemimpin birokrasi pemerintahan, bukan perkara gampang untuk membentuk tim. Namun, ia bisa membentuk komunitas kecil sebagai “lingkaran dalam”. Di sini, bukan sekadar terdiri dari individu yang punya kedekatan dengan the leader (walaupun itu baik untuk kerja sama) tetapi sekaligus person yang mempunyai keahlian di bidangnya. Seorang CEO yang handal memiliki tim profesional untuk memenej perusahaan ke arah pertumbuhan company yang stabil dan berkembang; seorang pemimpin redaksi yang mantap memiliki tim yang terlatih untuk menjalankan pemberitaan ke arah yang dinamis dan up to date; seorang kepala sekolah yang teruji memiliki tim (wakil-wakil) yang kompeten di bidangnya untuk mengembangkan sekolahnya; begitulah seorang pemimpin pemerintahan yang berhasil memiliki tim yang ahli di bidang-bidang birokrasi untuk membangun daerah/negara.
Sekarang, apakah dengan memiliki tim yang lengkap, seorang pemimpin pemerintahan akan menyelesaikan semua masalah? Tentu, tidak mudah. Namun, sekurang-kurangnya tim tersebut membantu memecahkan masalah-masalah penting, isu-isu utama, kepentingan-kepentingan global, problem-problem besar. Lalu bagaimana masalah detail sampai ke tingkat rendah? Subsidiaritas dan delegasilah yang dijalankan oleh sang pemimpin.
Dengan adanya tim, akan kelihatan calon pemimpin yang benar-benar siap bertarung atau hanya bertarung dalam pilkada demi meramaikan suasana. Kelihatan pula keseriusannya dalam merangkul siapa saja yang ahli di bidangnya, bukan sekadar asal comot, apalagi “perekrutan” oleh karena faktor keluarga semata (nepotis bengkok) atau hanya karena faktor ketenaran atau alasan lain yang tak masuk akal. Tim yang benar-benar ahli memiliki peran penting dalam mengembangkan suatu daerah. “Tim” paling dekat dan kentara dari seorang calon pemda mulai terlihat dari calon wakilnya. Wakil adalah orang yang berpengaruh dalam menentukan pengembangan daerah, khususnya dalam level kebijakan dan keuputusan-keputusan daerah.
Dunia politik memang tidak sederhana untuk menyatukan sosok pemimpin dan sosok wakil namun jika bertujuan luhur untuk meraih kekuasaan demi rakyat maka taruhannya bukan sekadar mencari wakil dari kalangan artis yang minim pengetahuan dan pengalaman. Namun segera ditambahkan niat luhur para selebritis kita untuk membangun daerah patut dihormati, apalagi sudah rela untuk hanya menjadi orang kedua. Banyak orang mau jadi nomor satu saja namun sedikit mau jadi nomor kedua padahal posisi-posisi itu sama tujuannya: pelayanan untuk KEPENTINGAN bersama.

Dalam Hiruk Pikuk Pilkada
Johnson Steffan D.

Tidak ada komentar: